Time

IP

1.05.2014

senior flatland


riderimage_matthias_dandois
Name Matthias Dandois
Date of Birth May 6th, 1989
Hometown Paris, France
Bio “Genius In The Making”. With difficulty, perfection, and expressiveness, he rises to the top of the flatland with his youth. Who is going to defeat him? Mattias is the champion of BMX Flatland World Circuit Championship (BFWC) 2008 and 2009 including numerous wins in international competitions.
Sponsors Red Bull, Adidas, Eastpak, Pull-In, Stereo Panda, KOXX and La Crémerie
Results 2008, 2009 BMX Flatland World Circuit Champion. 1st place, Ninja Spin, Monaco, 1st Place King of Ground (Japan), 1st place, Voodoo Jam(USA)
Matthias DandoisMatthias Dandois


Matthias DandoisMatthias Dandois

event bmx internasional 2014


The Zight BMX Malang



15012012109Freestyler BMX kota malang semakin menjamur. Seperti yang terlihat di acara Car Free Day Pekan ke-3
di ijen boulevard. acara rutin yang diselenggarakan setiap minggu mulai pukul 05.00 - 9.30 ini menyuguhkan nuansa berbeda di jalan besar ijen, dimana setiap hari selalu dilalui mobil dan kendaraan bermotor, maka khusus untuk hari minggu tidak ada satupun kendaraan yang boleh melawati jalanan tersebut. hanya terlihat pejalan kaki dan orang - orang / kelompok yang bersepeda ria.
Salah satunya adalah komunitas BMX, The Zight, hampir setiap minggu mulai dari launching perdana pada tanggal 18 desember 2011, komunitas ini selalu hadir. mereka menyuguhkan atraksi - atraksi yang sangat memukau perhatian
pengunjung yang ada di lokasi saat itu. menurut udin, salah satu anggota dari The Zight, komunitas ini memang dikhususkan bagi mereka yang mempunyai sepeda bmx.
nah, bagi kalian yang merasa freestyler sejati, datang dan saksikan aksi The Zight setiap hari minggu pada acara CFD
(Car Free Day) di Ijen Boulevard..
See ya.. mau liat aksi mereka?? http://youtu.be/HAgILj4UTTY15012012106

SOLO CAR FREE DAY, TAK SEKEDAR BEBAS ASAP KENDARAAN BERMOTOR

Waktu seperti berlari, sehingga tak terasa program Solo Car Free Day (SCFD) atau hari bebas kendaraan bermotor yang diselenggarakan Pemerintah Kota Surakarta (Solo) telah berjalan satu tahun pada bulan Mei 2011 lalu. Program yang semula menuai kontroversi, silang-pendapat, respon negatif dari beberapa pihak di Kota Solo itu akhirnya dapat berjalan dengan harmoni. Setiap hari minggu mulai jam 05.00 WIB – 09.00 WIB kini di sepanjang Jl. Slamet Riyadi jalan protokol yang membelah Kota Solo bebas dari kendaraan bermotor. Sebagai gantinya warga kota solo “tumplek blek” memenuhi jalanan dengan berbagai aktifitas mulai dari olahraga bersepeda, jogging ataupun  sekedar jalan kaki menikmati udara bebas polusi asap kendaraan bermotor.

Tim redaksi pemberitaan www.dephub.go.id yang mengunjungi Kota Solo pada minggu pagi 19/6/2011 lalu, sempat menikmati langsung suasana Solo Car Free Day. Tidak sekedar bisa sejenak menikmati suasana pusat Kota Solo yang bebas asap kendaraan bermotor ataupun olah raga pagi, namun juga bisa menikmati segala macam “hiruk pikuk” berbagai kegiatan yang ada di dalamnya. Yah...ternyata tidak butuh waktu panjang buat masyarakat Kota Solo untuk memanfaatkan program SCFD ini sebagai ajang aktualisasi diri. Jalan Protokol Slamet Riyadi seperti menjadi etalase unjuk gigi kreatifitas masyarakat Kota Solo.

Ada sekelompok anak-anak muda yang bermain musik kontemporer “acapela” menggabungkan antara gamelan dengan perangkat musik tabuh moderen. Kemampuan mereka memainkan musik paduan itu disertai lirik lagu bahasa jawa yang menggelitik, mau ngga mau menarik perhatian orang yang lalu lalang di sekitarnya. Satu dua orang turun dari sepedanya..., beberapa orang pejalan kaki dan mereka yang sedang asyik jogging menghentikan pula langkahnya untuk melihat pertunjukan itu. Dalam hitungan menit sudah begitu banyak orang mengelilingi anak-anak muda yang sedang bermusik itu, membuat mereka semakin bersemangat bahkan beberapa penonton mulai berjoget .... Kira-kira lima belas menit waktu lewat anak-anak muda tersebut mengakhiri pertunjukan itu seraya mengucapkan terima kasih dan salam kepada para penonton. Tak lupa di akhir pertunjukan itu mereke memperkenalkan diri sebagai kelompok ekstra kurikuler dari sebuah SMK Swasta di Kota Solo, dan bla..bla..bla beberapa kalimat tentang profile dan prestasi sekolah mereka terucap dari mulut mulut mereka sedikit berkesan promosi tetapi para penonton pun bertepuk tangan... Ha ha ha ha....sebuah cara berpromosi yang cukup smooth dan mengundang simpati...

Beberapa langkah beranjak dari tontonan musik itu ada sekelompok orang berkerumun, di tengahnya ada beberapa sepeda diparkir.Ah...ternyata sebuah kelompok pesepeda... nampaknya para anggotanya sedang saling tukar pengalaman dan informasi soal hobby mereka. Salah satu orang bercerita tentang pelek sepeda sport yang baru saja dia beli dan dia pasang di sepedanya. Dengan penuh semangat dia menjelaskan keistimewaan pelek sepeda itu seraya mempersilahkan teman-temannya untuk mencobanya langsung. Makin banyak orang berkerumun di situ tidak hanya anggota kelompok itu, tapi para pesepeda lain dan orang yang lalu lalang di situ ikut bergabung. Di sela-sela kerumunan itu tampak seseorang membagikan kartu nama kepada para anggota klub pesepeda itu dan juga beberapa orang lainnya. Ternyata pembagi kartu nama itu adalah vendor pemasok perlengkapan sepeda...ha ha ha...olahraga, rekreasi, sekaligus bisnis.....!!!!

Hampir satu jam lebih berlalu, penulis menikmati suasana Solo Car Free Day menelusuri Jalan Slamet Riyadi dari arah timur mulai pertigaan Jl. Imam Bonjol ke arah barat hingga mendekati area di depan THR Sriwedari. Panas matahari pagi Kota Solo terasa semakin menyengat, sambil berjalan kembali ke arah timur penulis mecoba berdamai dengan perut yang mulai keroncongan, mampir ke penjual bubur kacang hijau yang mangkal di sudut antara Jalan Ahmad Dahlan dan Jalan Slamet Riyadi. Belum sepenuhnya pantat menyentuh kursi plastik di depan grobag kacang hijau itu, penjual bubur sudah mendahului dengan sapaan, “wah nuwun sewu pak sampun telas” (Wah mohon maaf pak sudah habis). O la la la...padahal waktu baru menunjukkan pukul delapan pagi kurang beberapa menit, sementara car free day masih berlangsung hingga satu jam lagi ( selesai jam 09.00 WIB).

Terpaksalah untuk meredakan orkes keroncongan di dalam perut, amunisi berganti dengan  jenis kuliner lain khas solo yaitu tahu kupat, yang ada di sebelah bubur kacang hijau itu. Sambil menikmati tahu kupat, penulis mendengarkan tutur cerita si penjual bubur kacang hijau laris manis yang akrab dipanggil Rojak oleh teman-temannya itu. Rojak dengan wajah sumringah bercerita bahwa semenjak ada Solo Car Free Day dirinya selalu mendapatkan rejeki nomplok setiap minggunya. Hari itu misalnya dia memperoleh pendapatan kotor 500 ribu rupiah, yang apabila dikurangi biaya produksi termasuk ongkos asistennya dan lain lain dia masih untung bersih sekitar 250 ribuan. Penghasilan itu empat kali lipat penghasilan hari hari biasa, dan pada hari-hari biasa juga butuh waktu lebih lama untuk menghabiskan dagangannya. “Kulo setuju sanget kalian pak wali, niki kathah manfaate,” (Saya setuju dengan kebijakan Pak Wali <soal car free day-red>, ini banyak manfaatnya, kata Rojak.

Petualangan singkat beberapa jam di Jalan Slamet Riyadi itu telah menunjukkan betapa sebuah kebijakan Solo Car Free Day (SCFD) yang semula lebih banyak bermuatan soal transportasi ramah lingkungan yaitu merintis upaya untuk mengurangi polusi asap kendaraan bermotor, ternyata telah membuahkan dampak positif yang tidak kecil artinya pada sektor kehidupan lain. Selain bertambahnya ruang bagi masyarakat Kota Solo untuk berolah raga pagi dan berekreasi, dampak lain yang nyata-nyata terlihat adalah semakin terdorongnya potensi, kreatifitas dan inovasi masyarakat Kota Solo di bidang seni, budaya. Bahkan lebih dari itu kebijakan ini juga memiliki dampak positif bagi pelaku ekonomi lemah yang tidak kecil artinya.

Dengan bahasa lain kebijakan SCFD ini telah membuktikan jalan yang pada hakekatnya adalah prasarana transportasi telah dapat berperan lebih guna menciptakan kota yang lebih humanis. Jalan yang semata-mata sebenarnya hanya sebuah prasarana transportasi telah berhasil dikondisikan agar mampu memberikan ruang lebih bagi warga untuk memenuhi kebutuhan lainnya selain transportasi. Dan pada kenyataannya sisi-sisi lain dari kehidupan warga Kota Solo mulai tumbuh menjadi semakin dinamis dan produktif melalui proses interaksi yang manusiawi dan beradab di sepanjang Jalan Slamet Riyadi setiap minggunya. Jalan tidak lagi membelenggu warga kotanya untuk menjadi sosok yang hiruk pikuk tapi miskin interaksi sosial yang sehat seperti sering terjadi di kota-kota besar seperti di Jakarta.

Bisa jadi di waktu mendatang masyarakat Kota Solo akan semakin merasa memiliki SCFD, meski tentunya pasti masih ada pihak-pihak tidak nyaman dengan kebijakan SCFD ini. Penulis menyaksikan sendiri ketika sebuah mobil nekat masuk dan lewat di Jalan Slamet Riyadi setengah jam sebelum waktu SCFD selesai, masyarakat yang ada sekitarnya spontan menghalau, menasehati  dan menuntun pengemudi mobil agar keluar dari wilayah SCFD. Begitu pula warga yang naik sepeda motor juga menuruti perintah untuk mematikan mesin ketika mereka harus menyeberang Jalan Slamet Riyadi untuk menjangkau jalan di utara atau di selatan Jalan Slamet Riyadi, yang tidak termasuk area SCFD.

Dinas Perhubungan Kota Solo yang menjadi instansi koordinator pelaksana SCFD melalui Kepala Dinasnya yaitu Yosca Herman Soedrajat pernah menyatakan bahwa kebijakan SCFD ini diharapkan juga mampu memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk mulai mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Ketika pernyataan itu diucapkan setahun lalu mengawali pemberlakuan SCFD terasa mengandung optimisme berlebihan. Namun saat ini mungkin hal itu menjadi masuk akal, walaupun mungkin masih perlu upaya yang lebih giat lagi. Menurut pemgamatan penulis rasa memiliki yang mulai tumbuh di kalangan masyarakat Solo terhadap pelaksanaan SCFD ini dapat menjadi entry point untuk penerapan kebijakan transportasi perkotaan yang lain di Kota Solo. Pelajaran yang dapat dipetik di sini adalah manakala masyarakat dapat benar-benar merasakan manfaat sebuah kebijakan untuk kepentingan bersama, dan masyarakat dapat terlibat langsung merasakan manfaat itu, masyarakat akan dengan sendiri berpartisipasi dan merasa memiliki terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan tersebut.

Kota Solo masih memiliki serangkaian kebijakan transportasi perkotaan yang akan diimplementasikan beberapa tahun ke depan. Kebijakan tersebut berkisar tentang bagaimana mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memasyarakatkan penggunaan transportasi massal. Tantangan yang dihadapi tidak kecil dan justru bukan pada aspek fisik bagaimana menyediakan sarana dan prasarananya. Tantangan terbesar justru terletak pada permasalahan sosialnya...sejauhmanakah masyarakat Solo mau menerima kebijakan ini dan berpartisipasi agar kebijakan ini dapat terealisasi dengan baik.

Waktu saat itu menunjukkan jam sembilan kurang lima belas menit, penulis bersama dengan warga Kota Solo lainnya mulai beranjak meninggalkan area Jalan Slamet Riyadi. Panas musim kemarau yang mulai terasa terik dan menyengat di kulit tidak menyisakan wajah kelu bagi warga Kota Solo. Keringat yang menetes di wajah-wajah sumringah seperti memancarkan rasa optimisme untuk selalu berubah lebih baik lagi.....SOLO KAMU BISA...!!! (BRD)

komunitas bmx jogja malaioboro

Fenomena Komunitas BMX

Dalam mempelajari trik bermain BMX tidaklah ada sesuatu yang instan. "Practice makes perfect".
Kutipan di atas diungkapkan oleh Dodi, salah satu penggemar sepeda BMX. tiga
tahun belakangan ini hobi bersepeda BMX atau Bicycle Moto-X (baca:Cross) kembali digemari oleh anak-anak muda di Indonesia, tidak ketinggalan di kota Yogyakarta. Di kota gudeg hobi yang bisa dibilang cukup ekstrem ini berkembang dengan pesat.
Banyak bermunculan komunitas-komunitas penggemar sepeda BMX dari berbagai sudut kota.
Dodi salah satu pemuda yang dua tahun terakhir ini menggemari sepeda BMX, beranggapan bahwa BMX tidak hanya menjadi hobi, melainkan dapat menjadi sarana untuk menambah uang saku, bila ditekuni dengan sungguh-sungguh.
"Puji Tuhan, saya bisa mendapat uang saku bulanan sendiri dari sponsor saya. Tidak perlu meminta kepada orangtua", imbuhnya. Dodi memang sudah dikontrak oleh sebuah perusahaan pakaian yang menjadi sponsornya.
Tidaklah mudah bermain BMX, karena trik-trik yang dilakukan cukup sulit dan berbahaya, serta dibutuhkan kemampuan khusus dan tentunya latihan yang serius.
Bila kita melintasi perempatan Malioboro, di sudut lampu merah kita dapat menjumpai salah satu dari beragam komunitas BMX, yang sering berlatih di lokasi tersebut. Biasanya mereka terlihat disore hingga malam hari.
Trik-trik yang mereka selesaikan sering mengundang decak kagum orang-orang yang kebetulan sedang melintas di jalan tersebut, atau bahkan sengaja mendekat untuk menyaksikan atraksi-atraksi permainan mereka.
Namun tidak jarang kejadian buruk menimpa para pemain BMX ini. Seperti yang dituturkan oleh Ridho. Dirinya sudah dua kali mengalami patah tulang akibat gagal saat menyelesaikan sebuah trik. "Bahkan masih ada yang lebih parah", tuturnya lagi, yang terpenting dalam bermain BMX kita harus ekstra hati-hati, dan harus bisa memperkirakan situasi.
Kehadiran komunitas BMX di tengah masyarakat Yogyakarta dapat menjadi warna baru dan selalu menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat.

sumber : http://beritakecil.blogspot.com

Bandung BMX, Potensi Muda Peringkat Dunia




Bandung BMX, Potensi Muda Peringkat Dunia


Bandung BMXJavanews.co – Bila anda melintas sore hari ke daerah GOR Saparua, Anda menemukan sekelompok orang bersepeda meliuk-liuk di atas sepeda dengan gaya yang cukup ekstrim. Ya dialah Bandung BMX, sebuah komunitas sepeda BMX yang cukup termahsyur di Kota Bandung.

Berawal dari keinginan sekelompok anak muda yang ingin membangkitkan komunitas BMX di Kota Bandung. Akhirnya pada tanggal 30  Januari 2010 muncul nama BDGBMX. Kebersamaan menjadi sebuah landasan terbentuknya Bandung BMX, sebab sebelumnya komunitas sepeda bmx di bandung masih terpecah-pecah.Hingga akhirnya disatukan dalam sebuah nama bandung BMX.
Menurut Okke Oktavianus, salah satu sesepuh Bandung BMX, dulu masih ada 4 nama komunitas sepeda BMX di Kota Bandung hingga akhirnya disatukan menjadi BDGBMX.
Anggota Bandung BMX hingga saat ini mencapai 300an orang yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak anak hingga orang dewasa yang tersebar di beberapa wilayah di Bandung Raya.
Bicara prestasi? Tak usah ditanya. Bandung BMX punya segudang prestasi, di dalam dan  di luar negeri.
“Kalau di Indonesia kita ngerajain hampir dari tiap kelas, pemula, junior hingga pro. Prestasi kita bagus banget.Terakhir peringkat 10 Asia dan peringkat 36 dunia. Pertandingan di Singapura, Malaysia, Shanghai. Di Bali bulan April, anak Bandung BMX juara 3. Di Bali juara 3 open. Juniornya juara ke 2. Saya peringkat 5,”  ujar pria yang mengaku  belajar freestyle BMX sejak kelas SD.
Bahkan, peringkat 26 dunia pun dari Bandung BMX, dalam sebuah kompetisi X games di Singapura kategori PRO, atas nama Mathius Adiwibowo pada tahun tahun 2009.
Tahun lalu dirinya bersama dua rekannya dari Bandung BMX terbang ke India untuk mendemonstrasikan olahraga ektrem BMX ini karena memang di sana belum terlalu popular.
Untuk pertandingan, menurutnya setiap tahun selalu ada, baik dalam negeri maupun luar negeri.
“Untuk pertandingan event asia kita tiap tahun ada ke Singapura. Karena singapura punya acara tahun sekitar bulan Oktober. Di Indonesia ada, namun tidak teratur, kadang 2 tahun sekali, 1 tahun bisa 2 kali,” katanya
Di Indonesia sendiri ada sebuah wadah yang menampung komunitas-komunitas BMX di daerah, namanya Asosiasi BMX Indonesia (ABI) yang ada di Jakarta. Semua komunitas-komunitas diseluruh Indonesia berkiblat di sana.
Namun menurut Okke, kebanyakan komunitas-komunitas BMX di Indonesia hanya untuk kesenangan semata. Beda halnya dengan BMX di Bandung. Dirinya secara pibadi mengaku menjadikan BMX sebagai sebagai pekerjaan utamanya.
Buktinya kini dirinya telah dikontrak oleh salah satu brand dari Amerika, digaji tiap bulan, hingga budget travelling untuk pertandingan kemanapun, sehingga untuk tour ke luar negeri pun dirinya diberi budget khusus. Namun, menurutnya tak mudah mendapatkan itu semua.
“Awalnya karena prestasi saya. Dulu sejak tahun 1996-2010, disemua kompetisi saya selalu juara di Indonesia, di Makassar, Bali, Bogor, Jakarta, Surabaya, Palembang. Dari kelas 5 SD, disitu dimulai karier saya,”ungkapnya
Menurutnya sponsor akan singgah dengan sendirinya, jika berbanding lurus dengan prestasi yang diraih,
“Sponsor banyak, dari clothing-clothing lokal, dikasih sepeda brand luar negeri, toko sepeda nyambungnya. Mereka disponsori karena mereka jago, skill, jam terbang, potensinya bagus,” ucapnya.
Di internal Bandung BMX sendiri sering diadakan kompetisi-kompetisi tahunan. Pertama Saparua festival, sebuah acara tahunan Bandung BMX yang diadakan bulan Desember 2011 yang biasanya diikuti seluruh klub BMX Se-Indonesia. Kedua ulang tahun BMX, yang biasanya digelar pada  bulan Februari dan ada juga kompetisi internal dari Bandung BMX, yang bernama game of bike.
“Battle satu lawan satu. Adu jago satu lawan satu. Misalnya satu nguarin trik apa, harus dibayar dengan trik itu juga,” ucap Oke.
Hampir setiap hari anggota Bandung BMX latihan di Lapangan Saparua, pagi, siang, ataupun sore. Namun, mereka lebih sering berlatih dari jam 4 hingga 6 sore.
Untuk yang ingin masuk ke Bandung BMX, tinggal mengisi form pendaftaran. Kemudian akan diberi kartu anggota. Tidak punya sepeda? Jangan khawatir karena, tman-teman di bandung BMX akan meminjamkan sepedanya kepada anggota yang tidak memiliki sepeda.
Untuk pemula  biasanya disarankan harus menggunakan alat keamanan seperti protektor, helm, deker lutut, tulang kering, tangan. Kemudian akan diajarkan trik-trik dasar seperti jumping. Jika orangnya ulet, menurutnya sekitar 1 tahun udah bisa
“Yang penting punya niat mau main, mau bisa mau jago,” tandasnya

sumber : http://javanews.co

Pengenalan flatlanding


Flatland, dapat diartikan sebagai dataran yang rata, namun bukan itu yang dimaksud. flatlanding dalam dunia sepada bmx dapat diartikan yaitu memainkan trik-trik bmx dalam dataran lapangan yang cukup.
lapangan yang dimaksud bukan hanya datar, namun luas dan bersih dari pasir serta sampah agar laju sepada bisa lancar.
namun melakukan flatlanding tidak juga harus dalam lapangan yang luas, banyak senior-senior yang sudah melakukan trik-trik di tempat yang sempit dan bermedan extreme.

saat yang modern ini, mungkin orang-orang sudah meninggalkan yang namanya kendaraan sepeda. dijaman modern ini kendaraan sudah semakin canggih, banyak mobil-mobil yang mewah, namun tidaklah dipikirkan bahayanya gas emisi buang dari asap knalpot kendaraan bensin tersebut. yang berakibat lapisan ozon semakin hari semakin menipis, sudah banyak para ilmuan meneliti dan mencari jalan keluar agar penipisan ozon berkurang, kalau bisa berhenti sama sekali. namun apa daya, lapisan ozon sudah sangat tipis, bahkan sudah bolong pada titik tertentu.
walaupun mungkin hanya sedikit, tapi setidaknya kita telah berusaha menyelamatkan bumi dari sinar matahari yang berlebih. setidaknya dengan memakai sepeda kita telah mengurangi polusi yang diakibatkan oleh kendaraan, dan dengan memakai sepeda pula badan kita menjadi sehat dan segar. janganlah malu-malu untuk menggunakan sepeda, karena kita adalah penyelamat bumi...

dan untuk para bmxers dan flatlanders indonesia,,, maju terus , tingkatkan skill kalian, tunjukan kalau indonesia bisa menyaingi flatlanders luar negeri
 
sumber : http://the-flatland.blogspot.com/2009/10/duuh-terimakasih-nii-sebelumnya-yang.html

1.04.2014

Very Wijaya

Olahraga BMX merupakan olahraga yang walaupun masih baru tetapi sudah
cukup memasyrakat di Kabupaten Sragen, Propinsi Jawa Tengah. Olahraga BMX
keberadaannya didukung oleh Pemerintah daerah Kabupaten Sragen. Untuk lebih
memasyarakatkan olahraga BMX ini, maka perlu dibuatkannya sebuah  trik dasar
bermain  BMX.  Hal  ini  agar  lebih  memudahkan  para  penyuka  olahraga  ini  atau
para  pemula  untuk  menguasai  olah  raga  ini.  Dalam  pembuatan    ini  diperlukan
pelatih  atau  trainer  professional  yang  benar-benar  menguasai  olahraga  ini,  untuk
melakukan gerakan-gerakan dasar agar informasi atau contoh yang diberikan tidak
membahayakan  audien.  Dalam  pembuatan    ini,  memakai  Trainer  yang  benar-benar  menguasai  olahraga  ini  karena  beliau  merupakan  seorang  jawara  tingkat
nasional  di  beberapa  seri  yang  diselenggarakan  Olahraga  BMX.  Adapun
trainernya adalah:

Nama    : Very Wijaya
Lahir    : 12 Februari 1986, di Sragen.
Klub    : Freedom  BMX.
Latihan    : GOR Diponegoro Sragen.

Kejuaraan yang pernah diikuti dan dimenangkan oleh antara lain:
1.  Juara  I  Street  pada  kejuaraan  daerah  Jateng  dan  DIY,  Agustus  2004,di
     Semarang.
2.  Juara II Street pada kejuaraan Pemda Bali, September 2005, di Simpang Siur
     Bali.
3.  Juara  I  Street  pada  kejurnas  seri  pertama,  Januari  2007,  di  Sea  World
    Indonesia.
4.  Juara  III  Street  pada  kejuaraan  Wim  Cycle  seri  2007,  Maret  2007,
    diVelodrome Sawojajar Malang.
5.  Juara III Street pada kejuaraan BMX open Wim Cycle seri 2007, Mei 2007, di
    Purworejo.
6.  Juara II Dirt Jump pada kejuaraan Oakley Indonesia Open Series, Juli 2008, di
    Bandung.